Enter your keyword

Sejarah UPT Perpustakaan Untirta
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) merupakan perubahan dari Universitas Tirtayasa yang berdiri pada tanggal 1 Oktober 1981 sebagai perguruan tinggi swasta dan selanjutnya berubah menjadi Perguruan Tinggi Negeri (PTN) berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2001 tanggal 19 Maret 2001 tentang Pendirian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Pada Pasal 1 dijelaskan
(1) Mendirikan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
(2) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa merupakan perguruan tinggi di lingkungan Departemen Pendidikan Nasional.


UPT Perpustakaan Untirta didirikan bersamaan dengan berdirinya Universitas Tirtayasa tahun 1982. Pada saat itu Universitas Sultan Ageng Tirtayasa bernama Universitas Tirtayasa. Setelah berganti status negeri, nama Universitas Tirtayasa menjadi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dengan singkatan yang sama (Untirta). Kedudukan UPT Perpustakaan diatur dalam Permendiknas nomor 10 tahun 2007 tentang Statuta Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 29 tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan serta Permenristek Nomor 17 Tahun 2015 tentang Statuta Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Dalam peraturan tersebut disebutkan bahwa perpustakaan merupakan unit


Sejak awal berdirinya, UPT perpustakaan dipimpin oleh seorang Kepala Perpustakaan yang diangkat oleh Rektor. Kepala Perpustakaan yang pertama memimpin adalah (Alm.) Drs. H. Ace Alimin hingga tahun 2003 karena memasuki masa pensiun. Pengelolaan perpustakaan masa tersebut masih dilakukan secara manual, karena belum tersedianya SDM serta sarana pengelolaan dan layanan yang belum terotomasi. Perpustakaan menempati sebuah ruangan dan berganti beberapa kali tempat yang sifatnya hanya sebuah ruangan sekitar 64 m2.


Kepemimpinan dilanjutkan oleh Nia Kurniawati, S.Sos. hingga tahun 2005. Dengan menempati sebuah gedung yang merupakan hibah Dinas pendidikan Banten 270/473 m2, pengelolaan perpustakaan mulai dibangun sesuai kaidah kepustakaan didukung dengan SDM di bidang perpustakaan yang cukup. Begitu pula dengan pengelolaan anggaran yang diperoleh baik dari APBN, PNBP, dan swadana sehingga pengelolaan dilakukan secara otonomi sendiri oleh perpustakaan. Pengembangan perpustakaan pun dilakukan baik di dalam maupun secara eksternal. Kerjasama dengan berbagai pihak mulai dilakukan baik itu forum kepustakaan perguruan tinggi seperti FPPTI Pusat, FPPTI Jawa Barat, FPPTI DKI Jakarta serta pembentukan FPPTI Banten, kerjasama dengan penerbit, institusi, dewan penyantun Untira dan tokoh Banten, serta organisasi profesi di bidang perpustakaan seperti IPI dan GPMB. Pada masa ini mulai dikembangkan CORNER, sebuah layanan koleksi yang berasal dari tokoh-tokoh Banten yang tergabung dalam Dewan Penyantun, Kedutaan Amerikas Serikat, dan Profesor. Pengembangan otomasi mulai digulirkan yang kemudian realisasinya dilanjutkan pada masa kepemimpinan berikutnya.


Pada bulan Mei 2005 kepemimpinan dilanjutkan oleh Ir. Hj. Andjar Astuti, M.Si hingga tahun 2012. Selama kepemimpinan ini, perpustakaan mulai mengaplikasikan otomasi perpustakaan yaitu NCI Bookman 3.10. dengan didukung anggaran dan SDM perpustakaan yang memadai. Berbagai kegiatan dan promosi serta kerjasama terus dilakukan. Pengembangan ruang perpustakaan dari luas bangunan 270m2 menjadi 414m2 di tahun 2008 dan 2009. Pengembangan koleksi tidak saja yang sifatnya tercetak, namun mulai mengembangkan eresources seperti ejournal dan ebook. Begitu pula dengan pengadaan ebook disamping buku tercetak baik terbitan lokal maupun luar. Pelayanan keanggotaan pun mulai mengembangkan Kartu Sakti yang dapat digunakan sivitas akademika Untirta dalam memanfaatkan fasilitas perpustakaan perguruan tinggi yang ada di wilayah Jawa Barat yang tergabung dalam FPPTI Jabar. Di masa ini pula, mulai membangun pondasi digitalisasi dengan menghimpun berbagai sumber karya ilmiah dalam bentuk softcopy dan disediakan layanan audio visual untuk mengakses karya ilmiah dan eresources lainnya. Kerjasama dengan forum seperti FPPTI Jabar, DKI, dan Pusta terus dilanjutkan begitu pula dengan berbagai penerbit, institusi, dan tokoh Banten.


Tahun 2012 hingga 2014 kepemimpinan beralih kepada Mirdedi, SH., MH., seorang dosen hukum. Masa kepemimpinan ini mulai dibangun repository Untirta yang menghimpun dan mempublikasikan seluruh karya ilmiah sivitas akademika. Pengembangan koleksi eresources terus dilanjutkan begitu pula dengan pengelolaan web perpustakaan. Tahun selanjutnya, 2015 hingga sekarang, perpustakaan dipimpin oleh Udin Hermawan Sutanto, SH., MH. seorang struktural dari bagian kepegawaian. Masa kepemimpinan ini mulai dihidupkan kembali, dibentuk kembali FPPTI Banten dengan beliau sebagai ketuanya. Pengembangan ruangan perpustakaan dilakukan untuk memperluas area staf dan ruang baca, yaitu penambahan 48m2 ruang pengolahan, dan 48m2 untuk area mini cafe dan area baca outdoor. Otomasi perpustakaan beralih dari NCI Bokman 3.10s menjadi SLIMS. Repository mulai berkembang mulai dari 79 karya ilmiah yang dipublikasi menjadi 3.000 lebih karya ilmiah yang dipublikasi. Tidak saja karya ilmiah sivitas akademika tetapi juga akademisi dari peguruan tinggi lainnya di Banten. Tahun 2021 UPT Perpustakaan pindah lokasi ke gedung baru di Kampus Untirta Sindangsari. Perpustakaan satu gedung dengan UPT Pusdainfo dan menempati lantai tiga dan empat. Di kampus baru Perpustakaan melakukan banyak perubahan system, salah satunya system keamanan untuk buku. Saat ini buku dilengkapi dengan RFID menggantikan penggunaan barcode sebelumnya. Adapula security gate di setiap lantai untuk mendeteksi RFID pada buku. Sistem yang digunakan untuk pelayanan dan pengolahan buku adalah SLiMS versi 8.3 Akasia. Sedangkan untuk system repository menggunakan aplikasi berbasis web yang dikembangkan secara mandiri.