Enter your keyword

Talkshow : Kontribusi Jurnalis dalam Pengembangan Untirta menuju PTNBH

Talkshow : Kontribusi Jurnalis dalam Pengembangan Untirta menuju PTNBH

Talkshow : Kontribusi Jurnalis dalam Pengembangan Untirta menuju PTNBH

SERANG-Unit Penunjang Akademik (UPA) Perpustakaan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) menyelenggarakan kegiatan bertema ‘Kontribusi Jurnalis dalam Pengembangan Untirta menuju PTNBH’ dengan Menghadirkan Jurnalis Bantennews Wahyu Arya dan Wakil Ketua Pokja Wartawan Banten Ken Supriyono, bertempat di Gedung UPA Perpustakaan, Selasa, 6 Februari 2024. Hadir dalam kegiatan Rektor Untirta Prof. Dr. Ir. H. Fatah Sulaiman, S.T., M.T., dan jajaran, Kepala UPA Perpustakaan Dr. Firman Hadiansyah,  M.Hum., dan tim, serta para jurnalis dan civitas academica Untirta.

Dr. Firman dalam sambutannya menyamapaikan, banyak kegiatan yang sudah dilakukan oleh kampus tetapi semua tidak terdokumentasi dan tidak tersampaikan intisarinya kepada masyarakat. “Maka di sinilah peran jurnalis diperlukan. Namun, bukan hanya soal publikasi berita saja, dalam kegiatan ini kita bisa melihat perspektif lain dari dunia kewartawanan dan sebaliknya, kita ingin tahu bagaimana pandangan mereka terhadap kampus terutama kampus Untirta yang saat ini diproyeksikan menjadi PTNBH,” sambutnya.

Prof. Fatah, memiliki misi memakmurkan peprustakaan sehingga perpustakaan bukan hanya sebagai tempat simpan pinjam buku saja melainkan juga menjadi sumber terbitnya buah pemikiran dari para civitas academica Untirta dengan menggandeng stakeholder. Hal ini menurutnya harus dilakukan sebagai pengayaan dari jargon JAWARA (Jujur Adil Wibawa Amanah Religius Akuntabel) yang merupakan perasan nilai dari dua tokoh besar seperti Sultan Ageng Tirtayasa dan Syekh Nawawi Al-Bantani

“Agenda kolaborasi adalah keniscayaan. Termasuk dengan pers. Pers adalah mitra strategis kami. Ke depan kami berharap pers bisa semakin cepat dan akurat dalam mentransfer dunia akademik yang mungkin akan berdampak kepada masyarakat. Inilah bagian dari cara bergotong royong untuk mencerahkan masyarakat,” ujarnya.

“Satu hal lagi, semoga rekan-rekan media bisa meluruskan misalnya terkait dengan kampus yang berstatus PTNBH. Masyarakat harus diberitahu bahwa kampus PTNBH itu bukan komersialisasi kampus melainkan untuk menambah marwah kemandirian kampus dalam pengelolaannya sehingga bisa membantu mahasiswa kurang mampu dan bisa berkembang sesuai dengan potensinya,” ucap Rektor. Wahyu dalam paparannya menyampaikan, dijadikannya kampus berstatus PTNBH karena memiliki niatan untuk peningkatan mutu tridharma perguruan tinggi, integritas para pegawai dan pengelolaan anggaran.

“Isu komersialisasi pendidikan tidak bisa dihindari karena jika kampus sudah berbadan hukum maka salah satunya adalah  kampus berhak dan leluasa dalam penerimaan mahasiswa di jalur mandiri sebanyak 50 persen. Ini yang harus jadi perhatian Untirta jika jadi PTBH. Jangan sampai jadi buah simalakama PTBH ini,” ungkapnya.

“Jangan sampai jika mahasiswa kehabisan biaya untuk bayar UKT jangan sampai ada solusi singkat dari kampus untuk mahasiswa melakukan pinjol dan lain-lain. Kalau kampus bisa mengelola keuangan, bisa memutar uang secara sehat tidak harus melibatkan pihak luar. Untirta memang perlu Menjadi PTNBH kemudian harus ada mitigasi dan langkah sejak awal dalam menghadapinya,” kata Wahyu.

Ken menambahkan, jurnalis sebagai mitra kampus tetap mengawasi kampus dalam setiap langkah yang dilakukannya. Sebab, ia menilai biar bagaimanapun kampus adalah gudang ilmu dan harus dijaga kelestarian akademisnya.

“Media adalah sebagai kontrol. Kita tidak mungkin beritakan yang manis-manis saja takutnya nanti diabetes. Maksudnya kami ingin kampus tetap menjadi tempat yang dihormati. Terkait dengan Untirta hendak jadi PTNBH, saya kira harus dilihat dulu hal-hal apa saja atau masalah apa saja yang perlu diantisipasi sehingga nanti goal-nya tidak melenceng,” imbuhnya.(HI/AAP)