Enter your keyword

UPA Perpustakaan Gelar Workshop SIM Perpustakaan, Proses Akreditasi dan Penerbitan 260 Buku Ajar Jadi Target Utama

UPA Perpustakaan Gelar Workshop SIM Perpustakaan, Proses Akreditasi dan Penerbitan 260 Buku Ajar Jadi Target Utama

UPA Perpustakaan Gelar Workshop SIM Perpustakaan, Proses Akreditasi dan Penerbitan 260 Buku Ajar Jadi Target Utama

SERANG-UPA Perpustakaan Untirta menggelar ‘Workshop Pengintegrasian Sistem Informasi Manajemen Perpustakaan’ pada Selasa, 23 April 2024, yang bertepatan dengan Hari Buku Sedunia. Hadir dalam kegiatan ini Wakil Rektor I Dr. Rusmana, Ir., M.P., Kepala UPA Perpustakaan Untirta Dr. Firman Hadiansyah, M.Hum., dan tim serta Narasumber Kegiatan dari akademisi dari Vokasi MRA UI Hendro Wicaksono.

Dr. Firman menuturkan, Perpustakaan Untirta sedang mencoba meningkatkan kapasitasnya dengan SDM yang dimiliki. Perpustakaan Untirta menurutnya, berharap mampu mengitergraikan buku dalam hal pelayanan dan SDM.” Alhamdulillah Peprustakaan Untirta sudah terintegrasi dengan berbagai Fakultas di Untirta. Kemudian ke depan ketika Untirta mengadakan halal bihalal kemarin, kami meminta izin ke Pak Rektor untuk bertemu dengan Kepala Perpusnas, Sekretaris Utamanya, beberapa direktorat dan kepala pusat yang membidangi akreditasi dan peningkatan SDM termasuk juga mencoba untuk menjalin kerja sama. Alhamdulillah responsnya positif, kami juga banyak yang pekerjaan ditambah lagi karena pak Rektor meminta penerbitan di perpustakaan kami untuk menerbitkan 260 buku ajar juga mengecek soal ISBN karena ada 260 buku ajar ini harus diselesaikan dan Alhamdulillah prosesnya sudah dilakukan tetapi hsrus di-SK-kan dahulu dari Universitas,” ujarnya.

Dr. Rusmana mengatakan, Perpustakaan Untirta saat ini sedang berpacu dengan waktu terkait dengan akreditasi karena akreditasi UPA Perpustakaan harus segera terbit karena juga merupakan garda dalam peningkatan mutu di Untirta. “Indikator yang diharapkan adalah kepuasan pelayanan dan cerminnya adalah akibat dari beberapa komponen seperti SDM, fasilitas termasuk sistem tadi. Sekarang sudah zamannya digital tapi kita coba sesuaikan dan kombinasikan dengan cara tradisional dan modern. Jangan terhenti soal peningkatakan SDM dan proses akreditasinya,” imbuhnya. Hendro mengatakan, soal arah TIK di Untirta sudah berkembang dengan bagus. sementara langkah dalam peningktakan TIK di perpustakaan itu menurutnya adalah diistilahkan dengan otomasi perpustakaan. Otomasi perpustakaan di Untirta menurutnya, langkah ini juga membutuhkan lebih banyak space karena harus memiliki alat dan pemrograman komputer yang canggih dan terukur. “Perpustakaan itu jika dilihat lebih jauhnya adalah fungsi rekreasi, dan sosialisasi. Meski digitalisasi tetapi orang tetap butuh sosialisasi dan berinteraksi karena kita adalah makhluk sosial,” ujarnya.(TMA/HI/AAP)