UPA Perpustakaan Lakukan Reakreditasi, Wujudkan Peningakatan Layanan, Inovasi dan Kreatifitas
- Posted: 31 Oktober 2024
- By: Pustakawan
- Category: Berita
Serang – Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (UNTIRTA) melaksanakan proses reakreditasi perpustakaan pada hari kamis 31 Oktober 2024, dihadiri Rektor UNTIRTA, Prof. Dr. Ir. H. Fatah Sulaiman, S.T., M.T., Ketua SPI Prof. Dr. Rudi Zulfikar, SE.Ak., M.Si., M.M., C.A., Kepala UPA Perpustakaan Dr. Firman Hadiansyah, M.Hum., serta para kepala biro, kepala unit pelaksana, kabag, pokja, dan staf. Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Nasional, Dr. Adin Bondar, M.Si.(daring), dan asesor reakreditasi Renda Khris Ardhi Artha, S.Sos., M.Si., dan Mery Rosmala, S.Sos.
Dr. Adin Bondar, M.Si. yang hadir secara daring menekankan pentingnya peningkatan sumber daya manusia dalam menyikapi perkembangan ilmu pengetahuan yang begitu pesat. “Perkembangan ilmu pengetahuan saat ini harus dibarengi dengan SDM yang cakap dalam literasi. Kuncinya adalah pembudayaan kegemaran membaca dan penyediaan fasilitas perpustakaan yang terstandarisasi unggul,” ungkapnya.
Dr. Firman Hadiansyah, M.Hum., menyampaikan harapannya agar hasil akreditasi kali ini sesuai dengan upaya yang telah dilakukan. “Perpustakaan UNTIRTA pernah mendapatkan akreditasi B pada periode 2016-2019. Itu menjadi motivasi bagi kami untuk terus meningkatkan kualitas layanan dan fasilitas,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa perkembangan sarana dan prasarana saat ini sangat mendukung program tridharma perguruan tinggi. “Dengan 97 persen SDM yang telah tersertifikasi, kami yakin perpustakaan ini dapat memberikan kontribusi maksimal bagi UNTIRTA,” tambah Dr. Firman.
Sementra rektor UNTIRTA, Prof. Dr. Ir. H. Fatah Sulaiman, S.T., M.T., mengatakan peran penting perpustakaan sebagai jantungnya pendidikan di universitas. Sebagai kampus yang memiliki visi ‘Healthy, Integrated, Smart, and Green,’ perpustakaan UNTIRTA kini sudah bertransformasi menjadi wahana yang nyaman bagi para pengunjung baik internal juga masyarakat umum. Beliau mengaskan paradigma lama harus ditinggalakan, “bukan lagi tentang datang, pinjam dan denda tapi menjadi ruang yang penuh kreativitas dan tempat ‘sharing knowledge,“ tegasnya.